Jalan
Masjid Kapitan Keling atau sebelumnya dikenal sebagai
Jalan/Lebuh Pitt, merupakan representasi kebersamaan dan keharmonisan
berbagai ras dan agama di Penang. Bagaimana tidak, di sepanjang jalan ini dapat
dijumpai berbagai tempat peribadatan, mulai dari Gereja Anglikan St. George,
Kuil Taoisme Goddess of Mercy, Kuil Hindu Sri Mahamariamman, serta
Masjid Kapitan Keling. Semua tempat ibadah ini berdiri sejak abad ke-18
sehingga menjadikannya sebagai yang tertua di Penang. Dengan adanya beragam
tempat ibadah, maka beragam pula penduduk yang bermukim, namun tetap hidup
dalam kebersamaan dan keharmonisan, sehingga area ini disebut juga sebagai Street
of Harmony.
Karena
keterbatasan waktu dan kondisi di lapangan, kami berkunjung bertepatan dengan
perayaan Tahun Baru Cina sehingga beberapa ruas jalan ditutup dan mengakibatkan
kemacetan di ruas jalan lain, maka kami hanya berkesempatan mengunjungi tiga
dari empat tempat ibadah yang ada di sepanjang Street of Harmony.
1. Goddess of Mercy Temple/Kuan Yin Temple/Kuil Dewi Kwan Im
Merupakan kuil tertua di
Penang, dibangun pada tahun 1728 oleh para imigran awal Tiongkok.
Pembangunannya menghabiskan dana 4.000 dolar Spanyol, jumlah yang sangat besar
pada masa itu, sehingga setelah selesai dibangun, kuil ini menjadi salah satu
bangunan bergaya Tiongkok paling megah di Malaysia utara. Meski sekarang tampak usang dimakan usia, namun
kemegahannya masih kental terasa. Nampak arsitektur klasik Tiongkok dengan
ukiran naga di sekitar pilar batu, langit-langit tinggi, dan pahatan keramik
naga yang menghiasi atap. Tak ketinggalan lentera berwarna merah yang
menggantung di langit-langit ruang doa bagian dalam menambah indahnya patung
Dewi Kwan Im berlengan delapan belas di bawahnya.
2. Sri Mahamariamman Temple
Begitu menginjakkan kaki di depan kuil, tampak gopuram (gerbang masuk) bergaya Dravida
India Selatan setinggi 23,5 kaki yang sangat mendominasi. Berbentuk menara
empat tingkat dengan tiga puluh delapan patung prajurit penjaga, dewa dan dewi
Hindu, dekorasi bunga, serta empat angsa. Di bagian atas terdapat lima kalasam
kecil dan ratusan merpati yang menjadikan menara ini sebagai rumah mereka. Menara
ini melambangkan Gunung Meru, gunung surgawi yang menahan langit dan alam para
dewa yang bermula dari kompleks kuil.
Memasuki bagian
dalam kuil, tanda larangan mengambil gambar dalam bentuk apapun terlihat di
semua sudut, para petugas dan pendeta pun sangat ketat mengawasi para turis
agar tidak melanggar aturan ini. Di dalam kuil terdapat Patung Dewa Subramaniam
yang terletak tepat di bawah kubah setinggi sembilan meter, juga terdapat
koleksi lebih dari empat puluh patung dewa dan singa, serta pada bagian langit-langitnya
terukir lambang sembilan planet dan tanda zodiak.
Dibangun pada
tahun 1833, pintu belakang Kuil Sri Mahamariamman terletak di Jalan Masjid
Kapitan Keling, sedangkan pintu masuknya berada di Lebuh Queen dan Lebuh
Chulia. Area ini juga merupakan distrik Little India yang padat dan
dinamis di Georgetown. Berbagai macam etnis dapat dijumpai tengah duduk,
bercakap, dan bersantap bersama dengan harmonis diselimuti aroma kari dan
rempah yang menguar di awang-awang. Anda pun dapat dengan mudah menemukan
berbagai toko pernak-pernik dan santapan khas India di sini.
3. Masjid Kapitan Keling
Masjid Kapitan
Keling berlokasi di Lebuh Pitt, merupakan masjid terbesar dan tertua di Penang.
Pertama kali dibangun oleh pasukan East India Company pada akhir abad
ke-18. Seiring dengan berjalannya waktu, pemukim Muslim India makin bertambah
dan diperlukan masjid yang lebih besar dan permanen. Cauder Mohuddeen, pemimpin
mereka saat itu yang juga dikenal sebagai Kapitan Keling, mengajukan permohonan
tanah hibah untuk memperluas masjid. Pada November 1801 diperoleh delapan belas
hektar tanah hibah lalu pembangunan perluasan masjid pun dimulai.
Setelah
meninggalnya Cauder Mohuddeen pada tahun 1834, tanah tak lagi diakui sebagai
bagian dari hibah yang diberikan pada November 1801 sehingga dibangun jalan
umum dan rumah di sekitar masjid. Area masjid pun perlahan-lahan berkurang
menjadi hanya 8 hektar pada tahun 1903.
Masjid yang
berdiri saat ini dibangun pada tahun 1916 menggantikan bangunan masjid lama. Terdapat
menara berbentuk kubah di bagian depan masjid yang mencerminkan arsitektur
Islam dengan pengaruh India.
Penulis : Zainnatul Alifah