Pasca Proklamasi kemerdekaan tahun 1945, kekuatan Belanda yang berada di Indonesia tidak menyerahkan begitu saja wilayah yang mereka kuasai. Para pejuang Indonesia pun tidak gentar menghadapi pasukan Belanda dengan menggelar perjuangan diberbagai tempat di Indonesia untuk mengusir penjajah yang masih bercokol di bumi pertiwi. Nah tahukah sobat, pertempuran pertama yang dimenangkan pasukan ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia) ?
Yap...pertempuran itu adalah pertempuran Selat Bali yang terjadi pada tahun 1946. Pasukan yang dipinpin oleh Kapten Makardi ini disebut Pasukan M. Kala itu pasukan M yang mendapat perintah dari MABES UMUM Tentara Keamanan Rakyat yang berada di Jogjakarta mendapat mandat untuk untuk membantu pasukan I Gusti Ngurah Rai. Setelah berbagai persiapan dilakukan dengan latihan yang dilakukan di Malang, pasukan M pun berangkat dengan 200 an personil terdiri dari pasukan ALRI, guru dan murid yang tergabung dalam Tentara Pelajar. Pada 4 April 1946, Kapten Markadi dan Pasukan M mulai menyeberang ke Bali. Kapten Markadi dan pasukan M mulai bergerak ke embarkasi Pelabuhan Boom di Banyuwangisore menjelang malam. Untuk mengelabui mata-mata Belanda yang kemungkinan ada di Banyuwangi, mereka memilih rute lewat jalan besar dengan berpura-pura latihan perang. Pasukan dibagi kedalam 4 kapal nelayan madura. Setalah air pasang pasukan bergerak dengan ditarik tug boat secara bergandengan. Mendekati titik pendaratan tug boat kembali ke banyuwangi. Selanjutnya 4 kapal melanjutkan pergerakan dengan layar dan didayung.
Pada 5 April 1946 dini hari 2 kapal berhasil mendarat di pantai panginuman Bali. Namun karena derasnya arus 2 kapal termasuk kapal Kapten Makardi kesulitan merapat ke pantai karena derasnya arus dan kelebihan muatan. Disaat yang bersamaan 2 kapal patroli LCM Belanda merapat ke 2 kapal tersebut. Seluruh pasukan berusaha mendayung untuk menghindari patroli tersebut. Melihat situasi yang kurang menguntungkan Kapten Makardi memerintahkan prajuritnya untuk mengganti pakainnya dan menyamar sebagai nelayan.
Saat jarak perahu Kapten Markadi dan Kapal Belanda hanya 5 meter, terlihat dua tentara Belanda yang berada di LCM terdepan mengarahkan mitraliur Watermantel. Dalam bahasa Belanda, mereka memberi perintah berhenti dan meminta awak di perahu untuk melempar tali. Sambil mengulur-ulur waktu kapten Makardi melempar tali dan menariknya lagi. Akhirnya Kapten Markadi langsung melempar tali seraya memberikan perintah menembak dan langsung menceburkan diri ke laut.
Tentara Belanda membalas serangan Pasukan M dengan mitraliur berat jenis Browning kaliber 12,7 mm. Beruntung, karena terlalu dekat dan posisi LCM lebih tinggi dari perahu Madura, senapan mesin berada dalam sudut mati dan tembakan prajurit Belanda hanya mengenai tiang layar.
Kapten Markadi yang terjun menyelam di lambung sebelah kanan perahu muncul di lambung sebelah kiri. Dengan dibantu anak buahnya, dia naik lagi ke perahu. Awak kapal Belanda yang nyaris putus asa karena tembakan mereka tidak mengenai sasaran kemudian menabrakkan LCM-nya ke perahu Kapten Markadi.
Mereka berharap perahu tersebut tenggelam. Memang, beberapa prajurit Pasukan M di perahu tersebut sempat tercebur ke laut. Tapi, mereka kembali naik dengan bantuan teman-temannya. Kapten Markadi tak menyerah. Dia perintahkan Pasukan M serempak melemparkan granat ke arah dua LCM Belanda. Granat pun meledak di atas kapal Belanda dan diperkirakan menewaskan empat awaknya. LCM lainnya langsung melarikan diri dengan keadaan terbakar pada bagian dek dan lambung kapal. Sambil mundur ke arah Gilimanuk, LCM itu terus menembak, tapi tidak ada yang kena sasaran.
Pertempuran yang berlangsung kira-kira 15 menit itu disebut-sebut sebagai pertempuran laut pertama yang dimenangi angkatan perang Indonesia setelah proklamasi 17 Agustus 1945. Dalam pertempuran tersebut, korban dari Pasukan M yang gugur atas nama Sumeh Darsono dan Tamali yang mengalami luka tembak. Mengetahui belanda kocar-kacir melearikan diri. Pasukan M pun bergerak menuju banyuwangi untuk berganti menggunakan kapal yang lebih kecil, lincah dan cepat.
Pertempuran laut yang pertama kali dimenangkan oleh ALRI merupakan sebuah keberhasilan yang patut kita banggakan, Dengan berbekal peralatan seadanya pasukan M berhasil memukul mundur patroli Belanda. Aksi pendaratan di Bali oleh pasukan M juga merupakan operasi amphibi pertama yang dilakukkan pasca kemerdekaan.
Luar biasa bukan, perjuangan para pendahulu kita sob. Tetap semangat dan berikan yang terbai k untuk Agama, bangsa dan negara.
source : Buku PASUKAN M
Yap...pertempuran itu adalah pertempuran Selat Bali yang terjadi pada tahun 1946. Pasukan yang dipinpin oleh Kapten Makardi ini disebut Pasukan M. Kala itu pasukan M yang mendapat perintah dari MABES UMUM Tentara Keamanan Rakyat yang berada di Jogjakarta mendapat mandat untuk untuk membantu pasukan I Gusti Ngurah Rai. Setelah berbagai persiapan dilakukan dengan latihan yang dilakukan di Malang, pasukan M pun berangkat dengan 200 an personil terdiri dari pasukan ALRI, guru dan murid yang tergabung dalam Tentara Pelajar. Pada 4 April 1946, Kapten Markadi dan Pasukan M mulai menyeberang ke Bali. Kapten Markadi dan pasukan M mulai bergerak ke embarkasi Pelabuhan Boom di Banyuwangisore menjelang malam. Untuk mengelabui mata-mata Belanda yang kemungkinan ada di Banyuwangi, mereka memilih rute lewat jalan besar dengan berpura-pura latihan perang. Pasukan dibagi kedalam 4 kapal nelayan madura. Setalah air pasang pasukan bergerak dengan ditarik tug boat secara bergandengan. Mendekati titik pendaratan tug boat kembali ke banyuwangi. Selanjutnya 4 kapal melanjutkan pergerakan dengan layar dan didayung.
Pada 5 April 1946 dini hari 2 kapal berhasil mendarat di pantai panginuman Bali. Namun karena derasnya arus 2 kapal termasuk kapal Kapten Makardi kesulitan merapat ke pantai karena derasnya arus dan kelebihan muatan. Disaat yang bersamaan 2 kapal patroli LCM Belanda merapat ke 2 kapal tersebut. Seluruh pasukan berusaha mendayung untuk menghindari patroli tersebut. Melihat situasi yang kurang menguntungkan Kapten Makardi memerintahkan prajuritnya untuk mengganti pakainnya dan menyamar sebagai nelayan.
Saat jarak perahu Kapten Markadi dan Kapal Belanda hanya 5 meter, terlihat dua tentara Belanda yang berada di LCM terdepan mengarahkan mitraliur Watermantel. Dalam bahasa Belanda, mereka memberi perintah berhenti dan meminta awak di perahu untuk melempar tali. Sambil mengulur-ulur waktu kapten Makardi melempar tali dan menariknya lagi. Akhirnya Kapten Markadi langsung melempar tali seraya memberikan perintah menembak dan langsung menceburkan diri ke laut.
Tentara Belanda membalas serangan Pasukan M dengan mitraliur berat jenis Browning kaliber 12,7 mm. Beruntung, karena terlalu dekat dan posisi LCM lebih tinggi dari perahu Madura, senapan mesin berada dalam sudut mati dan tembakan prajurit Belanda hanya mengenai tiang layar.
Kapten Markadi yang terjun menyelam di lambung sebelah kanan perahu muncul di lambung sebelah kiri. Dengan dibantu anak buahnya, dia naik lagi ke perahu. Awak kapal Belanda yang nyaris putus asa karena tembakan mereka tidak mengenai sasaran kemudian menabrakkan LCM-nya ke perahu Kapten Markadi.
Mereka berharap perahu tersebut tenggelam. Memang, beberapa prajurit Pasukan M di perahu tersebut sempat tercebur ke laut. Tapi, mereka kembali naik dengan bantuan teman-temannya. Kapten Markadi tak menyerah. Dia perintahkan Pasukan M serempak melemparkan granat ke arah dua LCM Belanda. Granat pun meledak di atas kapal Belanda dan diperkirakan menewaskan empat awaknya. LCM lainnya langsung melarikan diri dengan keadaan terbakar pada bagian dek dan lambung kapal. Sambil mundur ke arah Gilimanuk, LCM itu terus menembak, tapi tidak ada yang kena sasaran.
Pertempuran yang berlangsung kira-kira 15 menit itu disebut-sebut sebagai pertempuran laut pertama yang dimenangi angkatan perang Indonesia setelah proklamasi 17 Agustus 1945. Dalam pertempuran tersebut, korban dari Pasukan M yang gugur atas nama Sumeh Darsono dan Tamali yang mengalami luka tembak. Mengetahui belanda kocar-kacir melearikan diri. Pasukan M pun bergerak menuju banyuwangi untuk berganti menggunakan kapal yang lebih kecil, lincah dan cepat.
Pertempuran laut yang pertama kali dimenangkan oleh ALRI merupakan sebuah keberhasilan yang patut kita banggakan, Dengan berbekal peralatan seadanya pasukan M berhasil memukul mundur patroli Belanda. Aksi pendaratan di Bali oleh pasukan M juga merupakan operasi amphibi pertama yang dilakukkan pasca kemerdekaan.
Luar biasa bukan, perjuangan para pendahulu kita sob. Tetap semangat dan berikan yang terbai k untuk Agama, bangsa dan negara.
source : Buku PASUKAN M