HMAS menjadi fokus perhatian dari kunjungan muhibah Gugus
Tugas Indo-Pacific Endeavour 2019 Angkatan Bersenjata Australia ke Indonesia
kali ini.
www.navy.gov.au
Dengan ukurannya yang cukup gigantis untuk ukuran Pelabuhan
Tanjung Priok, kapal perang di kelas landing helicopter dock —dengan arsenal
utama helikopter atau pesawat tempur berkemampuan lepas-landas dan mendarat
secara vertikal alias VTOL— kapal perang ini menjadi penjuru utama misi
kunjungan muhibah ini.
Di dalam daftar arsenal NATO, pesawat tempur yang memiliki
kemampuan itu di antaranya adalah British Aerospace Harrier II atau McDonnel
Douglas AV-8B Harrier II atau Lockheed Martin F-35B Lighting II. Australia
memesan F-35A untuk Angkatan Udara Australia yang tidak dirancang memiliki
teknologi VTOL.
Kapal perang ini berukuran panjang 230,85 meter dan tinggi 32
meter serta bobot sarat 33.000 ton Dalam Gugus Tugasi ini turust serta Kepala
Staf Angkatan Laut Australia, Laksamana Madya Michael Noonan, dan Komandan
Gugus Tugas Gabungan Indo-Pacific Endeafour 2019, Marsekal Pertama Rick Owen.Sebagai
flag ship dalam misi itu, HMAS Canberra diiringi dua kapal lagi, yaitu kapal
perang dari kelas fregat berpeluru kendali HMAS Newcastle (FFG 06) dan HMAS
Sussex yang berfungsi sebagai kapal pendukung, namun tidak berlabuh di
Pelabuhan Tanjung Priok.
Gugus Tugas Gabungan Indo-Pacific 2019 ini telah berlabuh
sebelumnya di India, Sri Lanka, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Sesudah Jakarta, mereka akan kembali ke kota pangkalannya di Sydney.
Selama di Jakarta, HMAS Canberra akan menjadi tuan rumah
dari serangkaian aktivitas, di antaranya lokakarya tentang tata-kelola tanggap
bencana, kunjungan-kunjungan, hingga berbuka puasa bersama di kapal.
Source : thediplomat.com/beritasatu.com /navy.gov.au/youtube.com
Author : mas ririd
0 comments:
Posting Komentar